Kamis, 12 Desember 2013
Selasa, 26 November 2013
Lingkar Pena: KISAH INSPIRATIF
Lingkar Pena: KISAH INSPIRATIF: Kisah2 Inspiratif Aku Terpaksa Menikahinya ( Kisah inspiratif untuk para istri dan suami ) Sebuah kisah yang membuat kita belaj...
Senin, 18 November 2013
Rabu, 06 November 2013
"SABAR"
Yang
Susah Itu "SABAR".
Akan
tetapi
Sabar itu
Indah
ciri 2 sabar dapat dilihat dari sikap seseorang :
1.
ketika awal terjadinya suatu musibah, masalah,
atau cobaan lainnya.
"Sabar itu hanya pada goncangan yang pertama." (HR. Bukhari
dan Muslim
2.
yang dapat menenangkan anggota tubuh dan
lidahnya ketika tertimpa musibah, masalah ataupun cobaan lainnya.
Sebagian orang bijak berkata,
"Hai jiwa yang terguncang, engkau tidak bisa
mengembalikan apa yang sudah lepas dari tangan. Namun, ringankanlah rasa
kecewamu."
Sabar itu indah, lembut, enak didengar, enak diucapkan
dan menyejukkan hati...
Kesabaran itu
tanpa batas karena kalau dibatasi hilanglah kesabaran itu..
Sesungguhnya
kesabaran bukan hanya terhadap penderitaan dan ujian, lebih dari itu sabar juga
berarti taat dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya..
Sabar bukanlah
berarti berdiam diri atas keadaan yang menimpa. Sabar bisa berarti kita
berusaha mencari jalan keluar atas masalah yang ada disertai dengan do’a dan
ikhtiar yang maksimal, mengenai hasilnya kita pasrahkan kepada Allah.
sabar memiliki
makna yang luas :
1.
Jika menghadapi musibah harus berSABAR dengan LAPANG DADA yang
kebalikannya adalah KELUH KESAH..
2.
Jika hidup
berkecukupan harus berSABAR dengan ZUHUD yang kebalikannya adalah BOROS dan
SERAKAH..
3.
Jika hidup
dalam kekurangan harus berSABAR dengan IKHTIAR dan QANAAH yang kebalikannya
adalah MALAS dan KUFUR NIKMAT
4.
Jika menghadapi
peperangan harus berSABAR dengan BERANI yang kebalikannya adalah TAKUT..
5.
Jika sedang marah
harus berSABAR dengan LEMAH LEMBUT yang kebalikannya adalah EMOSIONAL
dan BERHATI KASAR..
maka bersabarlah atas apa yang menimpa diri karena
sesungguhnya janji Allah itu benar.
"Dan
sesungguhnya, Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl
: 96)
"Sesungguhnya,
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas." (QS. Az-Zumar : 10)
"Tidaklah
seseorang diberi karunia yang lebih baik dan lebih luas, selain dari
kesabaran." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dikutip dari *INDAHNYA MERANGKAI* Silaturrahmi dan Ukhuwah
Engkau harus menerima
kemungkinan datangnya kekecewaan,
Tetapi engkau harus lebih
meyakini kepastian Pemenuhan harapanmu.
Harapan adalah kekuatan yang meringankan bebanmu, yang melapangkan perjalananmu, dan yang membuka pandanganmu jauh ke masa depan.
Harapan adalah jembatan yang menghubungkan antara satu doa dengan doa-doamu yang berikutnya.
Bersabarlah dalam harapan baikmu. Karena,
Harapan adalah tali kehidupan yang menghubungkanmu dengan Tuhan.
Harapan adalah kekuatan yang meringankan bebanmu, yang melapangkan perjalananmu, dan yang membuka pandanganmu jauh ke masa depan.
Harapan adalah jembatan yang menghubungkan antara satu doa dengan doa-doamu yang berikutnya.
Bersabarlah dalam harapan baikmu. Karena,
Harapan adalah tali kehidupan yang menghubungkanmu dengan Tuhan.
Anas bin Malik ra menuturkan, bahwa Baginda Rasulullah
SAW pernah bersabda, “Ada tiga muhlikat.
Tiga
sifat MUHLIKAT(penghancur) manusia yang merusak adalah :
-
Sifat KIKIR yang
dituruti (dita’ati),
-
hawa nafsu yang
diikuti,
-
serta sifat takjub(mengagumi)terhadap
diri sendiri yang berlebihan(EGOIS).
Jauhilah
hal tsb, karena memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
Kata peptah sunda :
-
Geura leungitkeun sirik pidik nu ngancik dina
ati, aral subaha nu nyayang dina dada
-
Jalma nu iman ka Pangeran, dimana datang bala
sobar, datang untung sukur
-
Sabar teh lain Ditampiling cicing,
ditajong morongkol, digebug murungkut.
“Ambillah nasihat baik dari orang yang mengucapkannya meskipun ia tidak mengamalkannya”.
Amiiiiiiiiiin semoga bermamfa’at terutama bagi diri
pribadi kami
Rabu, 30 Oktober 2013
Foto2 Reruntuhan Bangunan Cotage " BATUKARAS BEACH BUNGALOW CIJULANG PERMAI"
Ntah kapan mau dibangum kembali lokasi ini bekas BATUKARAS BEACH BUNGALOW CIJULANG PERMAI.
inilah sisa-sisa reruntuhan bangunan COTTAGE yang terkena arus gelombang TSUNAMI yang terjadi di PANGANDARAN dan sekitarnya pada Tanggal 17 Juli 2006
inilah sisa-sisa reruntuhan bangunan COTTAGE yang terkena arus gelombang TSUNAMI yang terjadi di PANGANDARAN dan sekitarnya pada Tanggal 17 Juli 2006
Jumat, 04 Oktober 2013
DUMAY
Dumay:-fb
-bbm
-ym
-jll
Kiwari..…
jeroning raga harénghéng teu puguh béja,
pangrasa, paningal, pangreungeu jeung pangambung jempé teu majar kumaha,
lalakon bagja meh katiban cilaka,
jumeritna raga ngancurkeun rohangan waruga,
sastra kamulyaan rocét sabada kasorang murkana rasa,
tunggaling manusa nyangsaya kurumuy kaliput dosa,
deudeuh teuing….. manusa,
teu wéléh nyiksa raga, nyapa jiwa, lali ka diri,
cenah manusa mulya….?
geuning malah kabita ku :
- hejona paningal (ol chatting webcam)
- Genahna sora (ol chatting voice)
- Tulisan basa bunga pinuh ku kata kata sensual (ol massanger),
Tungtungna narawang lamunan meureun amisna rasa, meureun seungitna pangambeu
Regepkeunneun…..
beu… nyorang cilaka geuning?
bagja kasilih ku pangbibita, padahalmah :
- Nu geulis jadi werejit, nu lanjang jadi baruang
- Jelema mah tungkul tumpuk kaluluputan, tanggah tempat kalalepatan. Samenit ganti sajam robah, jangji isuk rajeun tara kapake sore.
Kahareup…..
Ecagkeun sufur jeng tabarruy
Peun we ah papait ka tukang, kaseudih anu kamari, tunggara anu mangkukna, rek dipendem ameh balem, disimpen cing rikip, ditunda, diecagkeun, moal di teang, moal di inget, geus wayahna nyampeur kabagja, geus wayahna ninggali kahareup, ajeg nangtungan hirup, ngabageakeun anjeun anu aya, anjeun anu nyanghareup, anjeun anu aya sajeroning rasa
Jumat, 07 Juni 2013
Putra Giri Harja 3 | Giri Harja 3: CEUK SI CEPOT
Putra Giri Harja 3 | Giri Harja 3: CEUK SI CEPOT: Gareng - Dawala - Cepot Teu karasa euy, nagara urang teh geus nincak 66 taun. Mun jelema mah geus cueut ka hareup deukeut ka magrib, ali...
Selasa, 23 April 2013
MISTERI GUNUNG TILU
Gunung Tilu
Sumber berita :
Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke:
navigasi, cari Gunung Tilu
Gunung Tilu, dilihat dari Jabranti, Kuningan
Ketinggian 1.076
meter (3.530 kaki)
Lokasi Jawa Barat,
Jawa, Indonesia
Gunung Tilu adalah gunung yang terletak dekat perbatasan
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Secara
administratif pemerintahan, Gunung Tilu termasuk ke dalam wilayah Desa Jabranti
Kecamatan Karangkancana dan Desa Cimara, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten
Kuningan.
Gunung Tilu merupakan kelompok pegunungan yang setidaknya
mempunyai tiga puncak tertinggi yaitu puncak Sukmana (1.154 m dpl), puncak
Gunung Tilu (1.076 m dpl), dan puncak lainnya yang tidak diketahui namanya
(1.112 m dpl). Masyarakat cukup beralasan menyebut kawasan gunung tersebut
dengan Gunung Tilu, yang berarti tiga, karena dari setiap sudut, kawasan
tersebut selalu memperlihatkan tiga gundukan gunung. Kawasan ini juga menjadi
hulu bagi banyak sungai kecil yang membentuk dua sungai besar di Desa Jabranti
dan Desa Cimara, yaitu sungai Citaal dan Cijangkelok.
Hutan-hutan di wilayah ini, meski bukan lagi hutan yang
belum terjamah, kebanyakan masih berupa hutan alam yang berstatus hutan
lindung. Keanekaragaman hayati yang dikandungnya adalah luar biasa, mengingat
bahwa lingkungan di sekitarnya merupakan wilayah pemukiman yang relatif padat.
Sebagian areal merupakan kawasan hutan produksi yang ditanami jati dan pinus,
bersisian dengan bagian-bagian hutan yang telah dibuka untuk dijadikan kebun
atau persawahan. Pengelola kawasan hutan ini adalah Perum Perhutani KPH Kuningan.
Gunung Tilu, Kuningan, bukan merupakan gunung berapi.
BERITA TERKAIT Sumber berita dari:
http://versesofuniverse.blogspot.com/2013/03/sepasang-batu-naga-gunung-tilu.html
Sepasang
Batu Naga Gunung Tilu
Situs batu bergambar
naga yang berada diuncak Gunung Tilu, Kuningan, Jabar memang masih misterius.
Para Arkeolog masih terus menyelidiki apa fungsi benda-benda bergambar itu di
puncak gunung?
Situs ini kemungkinan
digunakan oleh kalangan pertapa atau resi untuk mengasingkan diri dari
kehidupan duniawi dan mendekatkan diri kepada Yang Kuasa.
Tim arkeologi masih
melakukan eskavasi keberadaan 2 batu setinggi 160 Cm yang berdiri tegak. Batu
yang terpisah dengan jarak 1,5 meter itu masing-masing berhias gambar. Batu itu
sudah terpahat rapi, diperkirakan dari zaman prasejarah.
Di sekitar lokasi
juga banyak batu berserakan yang terlihat rapi. Kemungkinan, batu di era
prasejarah itu dimanfaatkan oleh masyarakat di zaman sesudahnya.
Dua naga terlihat
jelas pada batu setinggi 160 cm tersebut. Naga yang pertama terlihat jelas
kepala dan badannya. Naga yang kedua dapat dikatakan lengkap, yakni ada kepala
yang berjambul atau bermahkota, badan, dan ekor
Naga yang kedua
digambarkan berada di samping seseorang berkepala botak. Orang tersebut
memegang ekor naga dan tangan lainnya memegang senjata. Senjata ini kemungkinan
adalah kudi atau kudhi, yakni senjata khas Banyumas.
Jadi ada batu tegak
bentuknya bukan bulat, tapi bersisi tiga. Sisi pertama ada gambar naga. Mungkin
ini terkait legenda Ambu Naga Rinting. Sisi kedua ada orang botak memegang
senjata. Sisi ketiga ada gambar punakawan. Gambar punakawan mungkin
menggambarkan tokoh Semar dan Bagong atau Bawor.
Tim arkeolog masih
mencari tahu apa kaitan antara senjata tersebut dengan Kuningan atau budaya
Jawa Barat. Batu berelief tersebut berada di puncak Gunung Pojok Tilu, di mana
gunung ini merupakan perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Yang menarik, meski
terletak di Jawa Barat, namun beberapa pahatan menunjukkan budaya yang kini
kita sebut sebagai budaya Banyumasan.
Budaya Banyumasan
antara lain mencakup yang kini menjadi Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap
di Jawa Tengah. Situs ini memang terletak di puncak gunung di Kabupaten
Kuningan yang berbatasan langsung dengan Brebes dan Cilacap.
Tampaknya, batu
purbakala di Kuningan berisi relief cerita yang menggambarkan perpaduan budaya
Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Pada masa lalu, batas
administratif yang diterapkan saat ini belum dikenal. Selain itu, senjata kudi
atau kudhi sering disebut-sebut sebagai cikal bakal bentuk kujang yang kini
menjadi senjata khas Jawa Barat.
Selain pahatan naga,
terdapat pahatan-pahatan lain pada batu tersebut. Masyarakat Arkeologi
Indonesia (MARI) dan Pemerintah Kabupaten Kuningan terus melakukan penelitian
sepanjang bulan Maret 2013.
Situs ini dikenal
masyarakat lewat cerita dari mulut ke mulut. Di masa kini menjadi tempat
mencari berkah dan pesugihan. Kampung terdekat berada 3 jam dari lokasi. Di
tempat batu naga itu tak ada juru kunci.
Kemungkinan situs ini
pada masa lalu dipergunakan baik oleh masyarakat Jawa Barat maupun Jawa Tengah.
Legenda Ambu Naga Runting
Masyarakat Kuningan
mengenal legenda Ambu Naga Runting. Legenda ini tidak terlalu jelas lengkapnya.
Namun disebutkan bahwa ada seekor naga yang sangat luar biasa. Kepalanya berada
di Gunung Ciremai atau Ceremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.
Nah, saking besarnya
naga itu, ekornya pun berada sampai ke pegunungan di sebelah selatan Gunung Ciremai.
Namun masyarakat tidak tahu gunung mana yang dimaksud. Namun, mungkin saja ekor
Naga terletak di Gunung Pojok Tilu tempat batu tulis bergambar naga ditemukan.
Legenda itu hanya
terdengar dari mulut ke mulut dan diturunkan dari generasi terdahulu. Tapi,
dalam arkeologi, legenda itu menjadi salah satu bahan penelitian. Bisa saja,
batu bergambar naga itu dibuat sang pemahat diilhami kisah naga runting
tersebut.
Untuk sementara
diperkirakan batu tegak itu sudah didirikan oleh masyarakat sejak masa prasejarah,
pahatannya cukup rapi, sehingga diperkirakan batunya didirikan sejak masa
prasejarah, namun pahatannya dilakukan pada masa kemudian. Kemungkinan pahatan
(gambar naga) dilakukan pada akhir masa Sunda Kuno sekitar abad ke 14-15
Masehi.
Bupati
Kuningan Meminta Masyarakat Menjaga Keutuhan Situs Batu Naga
Pikiran Rakyat
Kamis, 21/03/2013 - 20:17
NURYAMAN/"PRLM"
TIGA orang perangkat Desa Jabranti, Kec. Karangkancana, Kab.
Kuningan beristirahat sambil mengamati batu menhir berukirkan gambar
diperkirakan buah karya budaya pada masa pra sejarah di puncak bukit Gunung
Pojoktilu, sekitar desa tersebut, Selasa (21/3) yang baru lalu.
KUNINGAN, (PRLM).- Bupati Kuningan H. Aang Hamid Suganda
meminta kepada pemerintah desa dan masyarakat sekitar Gunungtilu, menjaga
keutuhan Situs Batu Naga di puncak bukit Pojok Tilu sebelah selatan Dusun
Banjaran, Desa Jabranti, Kec. Karangkancana, Kab. Kuningan yang kini sedang
diteliti oleh arkeolog. Pesan tersebut diungkapkan Aang kepada "PRLM"
melalui telefon, Kamis (21/3/13) menanggapi adanya langkah penelitian arkeolog
terhadap situs tersebut.
"Bapak (demikian Aang kerap menyebutkan dirinya-red.)
sangat mendukung langkah penelitian arkeologi itu. Di samping itu, untuk
mendukung proses penelitian serta pelestarian situs di gunung itu, bapak
meminta kepada pemerintah dan masyarakat desa sekitar membantu menjaga keutuhan
setiap benda dan kekayaan alam yang ada di kawasan gunung itu," kata Aang.
Di balik itu, Aang mengharapkan penelitian arkelogi terhadap
situs di puncak gunung sekitar perbatasan antara wilayah Kab. Kuningan, Jawa
Barat dengan Kab. Brebes dan Cilacap, Jawa Tengah itu bisa mengungkap
fakta-fakta sejarah dan budaya masyarakat masa lalu.
Sementara itu, arkeolog dari Universitas Indonesia yang juga
pendiri Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) Dr. Ali Akbar, kepada
"PR" menyebutkan, ukiran gambar ular naga dan gambar rupa lainnya
pada batu menhir di puncak bukit tersebut, diperkirakan dibuat pada masa
prasejarah. Ali Akbar yang baru-baru ini telah dua kali datang bersama tim
arkeolog dari MARI ke lokasi tersebut, menyatakan batu menhir berukirkan gambar
di gunung itu sangat berbeda dengan menhir-menhir yang telah ditemukan di
Indonesia.
"Semua batu menhir yang telah ditemukan sebelumnya,
biasanya dibentuk dulu dengan cara dipahat sesuai kebutuhan, lalu permukaannya
dihiasi relief gambar atau tulisan. Sementara bentuk menhir yang ada di Gunung
Pojok Tilu Kuningan itu, bukan hasil bentukan manusia tetapi bentukan
alam," kata Ali Akbar.
Maksudnya, demikian Ali Akbar, batu bentukan alam yang
dijadikan menhir itu dicari dan diperoleh manusia dari alam lalu dibawa dan
ditempatkan di lokasi tersebut sesuai yang dibutuhkan.
"Saya yakin, dua batu menhir dengan bentuk hampir
serupa yang terpasang berhadapan membentuk gapura atau gerbang di lokasi itu,
bukan hasil bentukan manusia. Kecuali ukiran gambar-gambar pada batu menhir
itu, jelas hasil karya manusia," tutur Ali Akbar, seraya menambahkan untuk
mengungkap fakta-fakta arkelogi situs tersebut, pihaknya akhir-akhir ini tengah
menghimpun referensi sejarah dan bertukar pendapat dengan sejumlah pakar budaya
atau budayawan.
Di samping itu, untuk mengetahui pasti kapan situs di Gunung
Pojok Tilu itu dibangun dan masa penggunannya, tim arkeolog dari MURI pada awal
Maret 2013 telah mengambil sampel tanah dari kedalaman sekitar 50 cm di lokasi
batu tersebut.
"Sampel tanah itu sekarang sedang diteliti di
laboratorium Badan Tenaga Nuklir Nasional. Penelitian sampekl tanah itu, untuk
mengetahui angka abstrak tahun berapa atau berapa tahun yang lalu menhir itu
dipasang di tempat itu," kata Ali Akbar.(A-91/A-108)***
JAWA BARAT
FOTO2 GUNUNG TILU
Senin, 22 April 2013
Minggu, 21 April 2013
Cijulang Permai Batukaras Beach Bubgalow
Sisa-sisa bangunan Hotel Cujulang permai akibat Tsunami 17 Juli 2006
Kawasan Hotel Cijulang Permai Saat kini
Langganan:
Postingan (Atom)